MAKASSAR - Penanaman serentak seluruh Indonesia untuk wilayah Sulawesi Selatan dipusatkan di Universitas Muslim Maros (UMMA), Kabupaten Maros, pada Kamis, 7 Marer 2024.
Kegiatan ini diinisiasi Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan merupakan bagian dari upaya mitigasi perubahan iklim, pemulihan kualitas lingkungan hidup, dan percepatan Rehabilitasi Hutan dan Lahan.
Baca juga:
Deklarasi Cisadane Bebas Sampah 2045
|
Dalam sambutannya, Kelik Wirawan Wahyu Widodo Staf Khusus Menteri LHK Bidang Konstitusionalitas Kemasyarakatan mengatakan bahwa, pada hari ini kita seluruh jajaran KLHK, bersama Pemerintah Daerah, dan seluruh komponen masyarakat melaksanakan kegiatan Penanaman Pohon serentak di Seluruh Indonesia.
Hal tersebut menindaklanjuti arahan Presiden RI pada acara penanaman pohon se-indonesia bulan November 2023 lalu. "Pada hari ini tanggal 7 Maret 2024 merupakan acara keempat dari rangkaian penanaman serentak, " tuturnya didampingi Ir. Djoko Widardjo, M.Sc, Tenaga Ahli Menteri LHK Bidang Tata Kelola Kehutanan.
Kegiatan penanaman serentak se-indonesia pertama dipimpin Bapak Presiden RI dari Jakarta; Penanaman kedua dipimpin Bapak Wakil Presiden RI dari Banten dan Penanaman ketiga dipimpin Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan di Cianjur, Jawa Barat.
"Di bulan Maret ini, selain awal musim penghujan
sekaligus sebagai rangkaian dari peringatan Hari Bakti Rimbawan tahun 2024 yang ke-41, yang diperingati setiap tanggal 16 Maret, " terang Kelik Wirawan.
Staf Khusus Menteri LHK Bidang Konstitusionalitas Kemasyarakatan menerangkan, kegiatan ini sebagai upaya memperbaiki kualitas
lingkungan dengan neningkatkan wawasan dan pemahaman masyarakat umum atas pelaksanaan
program pembangunanbLHK melalui kegiatan penanaman pohon, " terangnya.
"Tidak hanya memberikan manfaat bagi bumi, tapi juga menciptakan warisan untuk generasi mendatang. "Indonesia sebagai pemilik hutan tropis terbesar ketiga di dunia, mempunyai arti sangat penting dalam upaya pengendalian iklim global. Hutan merupakan salah satu kunci untuk mitigasi dan adaptasi perubahan iklim, mendinginkan udara dan melindungi kita dari kekeringan, panas ekstrem, polusi, dan hilangnya keanekaragaman hayati, atau yang biasa disebut 'Triple Planetary Crisis', ' terang Kelik.
Baca juga:
Poempida: IDCTA Promosikan Dekarbonisasi
|
Tidak hanya memberikan manfaat bagi bumi, tetapi juga menciptakan warisan untuk generasi mendatang. "Indonesia sebagai pemilik hutan tropis terbesar ketiga di dunia, mempunyai arti sangat penting dalam upaya pengendalian iklim global, " jelasnya.
Hutan merupakan salah satu kunci untuk mitigasi dan adaptasi perubahan iklim, mendinginkan udara dan melindungi kita dari kekeringan, panas ekstrem, polusi, dan hilangnya keanekaragaman
hayati, atau yang biasa disebut 'Triple Planetary Crisis' .
"Pada kesempatan Hari Bhakti Rimbawan ke-41
ini, Saya mengajak seluruh rimbawan baik di Kementerian LHK, pemerintah daerah, bisnis leaders dan para aktivis para pemangku kepentingan dan seluruh elemen masyarakat, untuk dapat bersama bahu membahu memberikan kontribusi pemikiran dan kegiatan nyata di tingkat tapak secara masif dan terukur, " jelas Kelik Wirawan saat membacakan sambutan Menteri LHK Prof. Siti Nurbaya.
"Sebagaimana komitmen yang selalu disampaikan pada berbagai forum global/multilateral, Indonesia memandang sangat penting untuk memastikan bahwa komitmen tersebut dipenuhi melalui kebijakan dan aksi-aksi nyata, " sambungnya.
Ditempat yang sama, Rektor Universitas Muslim Maros (UMMA) Prof. Nurul Ilmi Idrus menuturkan bahwa kampus yang dipimpinnya mempunyai visi menjadi Universitas pelestari lingkungan dan kearifan lokal sesuai dengan Tridharma pendidikan.
"Bukan hanya civitas akademika yang menjadi pengubah tetapi juga dalam masyarakat. Jika semua orang bersama melakukan komitmen besar bersama maka akan berlangsung terus dan akan meyelamtkan bumi, " pesannya.
Senada hal tersebut, Andi Hasbi M.T Kepala Dinas LHK Sulawesi Selatan mewakili Gubernur Sulawesi Selatan menerangkan bahwa
Kegiatan ini merupakan implementasi dari arahan presiden secara serentak dari seluruh Indonesia.
"Indeks Kualitas Tutupan Lahan ( IKTL) di Sulsel meningkat dari tahun sebelumnya, ini bukti bahwa masyarakat SulSel peduli akan penanaman, " jelas Kadis LHK Sulsel.
"Diharapkan juga sebagai kontribusi nyata bagi bumi serta mengajak semua pihak dalam pelestarian alam, " pungkasnya
Sumber berita: Humas P3E Sulawesi dan Maluku